BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Pengaruh
nilai sosial budaya terhadap kesehatan dan kehidupan remaja pada saat ini
sangat bebas. Anak remaja bergaul dengan bebas karena terpengaruh dari
kebudayaan luar yang tidak baik, dengan cara mengikuti gaya hidup yang tidak
baik seperti memakai pakaian-pkaian yang tidak sopan dan pacaran yang melampaui
batasannya.
Semua
ini terjadi karena pergaulan pada saat ini sangat bebas dan anak remaja pada
saat ini mudah terpengaruh oleh budaya-budaya luar yang tidak baik. Dan semua
ini juga terjadi karena kurangnya didikan dari orang tua terhadap anak-anaknya.
Anak
remaja pada saat ini berpikiran bahwa dengan mengikuti dan meniru budaya-budaya
baru yang masuk ke lingkungan mereka adalah tindakan baik agar tidak tertinggal
oleh zaman.
Akan tetapi budaya seperti apa dulu yang baik
untuk ditiru itu, kita harus bisa memilih dan menyaring budaya-budaya luar yang
masuk pada lingkungan kita. Karena budaya yang masuk ke lingkungan kita tidak semuanya
baik, kebanyakan yang berdampak negatif terhadap keidupan kita.
Apalagi
pada saat ini adalah era globalisasi dimana banyak budaya asing yang masuk yang
sangat berpengaruh terhadap pergaulan anak remaja dan semua orang. Apabila kita
tidak bisa memilih dan menyaring budaya asing yang masuk maka kita akan
terjerumus pada hal-hal yang tidak baik.
1.2
Batasan
Masalah
Makalah ini hanya di
fokuskan pada anak remaja kelas 1 sampai kelas 3 SMA, yang sedang dalam masa
transisi dari remaja menuju dewasa. Pada masa-masa ini sangat mudah terpengaruh
oleh budaya-budaya asing yang datang ke lingkungan kehidupan mereka.
1.3
Rumusan
Masalah
1. Apa
penyebab anak remaja mudah terpengaruh budaya asing?
2. Apa
pengaruhnya terhadap terhadap kesehatan anak remaja?
3. Faktor
penyebab pergaulan bebas remaja?
1.4
Tujuan
1. Untuk
memaparkan pengaruh budaya asing terhadap remaja.
2. Untuk
memaparkan bagaimana dampak budaya asing terhadap pergaulan dan kesehatan
reproduksi remaja.
1.5
Manfaat
1. Agar
anak remaja bisa memilih pengaruh budaya-budaya asing yang masuk kelingkungan
mereka tinggal.
2. Agar
anak remaja dapat membedakan budaya-budaya yang baik dan yang buruk bagi
kehidupan mereka.
3. Agar
anak remaja dapat mengetahui bagaimana dampak dari budaya yang tidak baik
terhadap kesehatan reproduksi mereka karena pergaulan bebas.
1.6
Metode
Penyusunan
Metode
penyusunan yang dilakukan adalah studi pustaka. Studi pustaka yang dimaksud
adalah dengan mencari referensi-referensi dari internet dan buku.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi
Remaja berasal dari
kata latin adolensence
yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup
kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa
ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk
golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Masa remaja menunjujukan dengan
jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memeperoleh status
dewasa dan tidak lagi memiliki status sebagai anak (Colon, dalam Monks, dkk
1994). Menurut Rumini dan Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan
dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek /
fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa
remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai
dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
Berdasarkan beberapa pengertian
remaja yang telah dikemukakan para ahli, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan
dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang
sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial.
2.2
Hubungan Nilai Budaya
dengan Remaja
Budaya merupakan suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan,
dan karya seni. Bahasa sebagaimana juga budaya, merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetik. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya,
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Kebudayaan sangat mempengaruhi kehidupan
seorang individu. Apalagi nilai kebudayaan pada saat ini banyak terpengaruh
oleh budaya luar atau budaya asing yang masuk ke lingkungan kehidupan
masyarakat. Banyak orang-orang yang terpengaruh oleh nilai budaya asing baik
itu nilai budaya yang baik ataupun yang tidak baik.
Nilai budaya asing yang masuk ke lingkungan kehidupan
kita sangat mudah mempengaruhi orang-orang. Apalagi terhadap anak remaja yang
sedang berada dalam masa transisi atau masa peralihan.
Remaja
sering mengikuti perubahan-perubahan nilai budaya yang masuk ke lingkungan
mereka. Apalagi pengaruh informasi global (paparan media audio-visual) yang
semakin mudah diakses justru memancing anak remaja untuk mengadaptasi
kebiasaan-kebiaasaan tidak sehat seperti merokok, minum minuman berakohol,
penyalahgunaan obat dan suntikan terlarang, perkelahian antar-remaja atau
tawuran.
Pada
akhirnya, secara kumulatif kebiasaan-kebiasaan tersebut akan mempercepat usia
awal seksual aktif serta mengantarkan mereka pada kebiasaan berperilaku seksual
yang berisiko tinggi, karena kebanyakan remaja tidak memiliki pengetahuan yang
akurat mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas serta tidak memiliki akses
terhadap informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk kontrasepsi.
Kebutuhan
dan jenis risiko kesehatan reproduksi yang dihadapi remaja mempunyai ciri yang
berbeda dari anak-anak ataupun orang dewasa. Jenis risiko kesehatan reproduksi
yang harus dihadapi remaja antara lain adalah kehamilan, aborsi, penyakit
menular seksual (PMS), ke-kerasan seksual, serta masalah keterbatasan akses
terhadap informasi dan pelayanan kesehatan. Risiko ini dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang saling berhubungan, yaitu tuntutan untuk kawin muda dan
hubungan seksual, akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, ketidaksetaraan
gender, kekerasan seksual dan pengaruh media massa maupun gaya hidup.
Khusus
bagi remaja putri, mereka kekurangan informasi dasar mengenai keterampilan
menegosiasikan hubungan seksual dengan pasangannya. Mereka juga memiliki
kesempatan yang lebih kecil untuk mendapatkan pendidikan formal dan pekerjaan
yang pada akhirnya akan mempengaruhi kemampuan pengambilan keputusan dan
pemberdayaan mereka untuk menunda perkawinan dan kehamilan serta mencegah
kehamilan yang tidak dikehendaki (FCI, 2000). Bahkan pada remaja putri di
pedesaan, haid pertama biasanya akan segera diikuti dengan perkawinan yang
menempatkan mereka pada risiko kehamilan dan persalinan dini.
2.3
Faktor Penyebab Penyebab
Pergaulan Bebas Remaja
1.
Faktor
agama dan faktor iman
Faktor
ini adalah hal yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Apabila kurang
pengetahuan akan agama dan kurangnya iman yang tertanam di dalam diri kita,
maka akan sangat mudah setan-setan yang ada di dalam diri atau fikiran kita
mendorong untuk melakukan hal-hal negatif yang sangat bertentangan dengan agama
dan hukum yang berlaku. Namun jika memiliki pengetahuan akan agama dan iman
yang kuat, insya Allah kita tidak akan mudah terpegaruh dan terjerumus ke dalam
hal-hal negatfi tersebut. Karena otomatis kita akan langsung memikirkan dampak
apa yang akan terjadi ke depannya atau di kemudian hari.
2.
Faktor
lingkungan
Faktor
lingkungan sangat berpengaruh terhadap pergaulan bebas remaja contohnya orang
tua, teman dan tetangga. Dari faktor ini tidak sedikit anak remaja yang
terjerumus kedalam pergaulan bebas di karenakan ada masalah di dalam
keluarganya atau yang sering mereka sebut dengan broken home. Dan yang menjadi penyebab yang sering terjadi juga
adalah karena terjerumus atau terpengaruh oleh temannya demi mendapatkan pujian
atau ingin di bilang “gaul”.
3.
Faktor
pengetahuan
Faktor pengetahuan yang minim
ditambah rasa ingin tahu yang tinggi, kurangnya pengetahuan akan dampak dan
akibat akan hal yang kita lakukan dapat memudahkan kita terjerumus ke dalam hal
hal yang negatif. Pada umumnya kita sebagai seorang remaja memiliki rasa ingin
tahu yang sangat tinggi, apabila menemukan atau melihat suatu hal yang baru
maka otomatis mereka akan ingin merasakannya atau mencobanya.
4. Faktor perubahan zaman
Faktor
ini juga adalah hal yang cukup kuat menjadi penyebab pergaulan bebas di
kalangan remaja. Karena di zaman sekarang banyak media yang mudah di akses oleh
semua umur yang menyediakan tayangan tanyangan yang seharusnya hanya di
tayangkan khusus orang dewasa.Namun karena rasa ingin tahu yang sangat tinggi
yang mendorong para remaja menggunakan atau melihat media untuk orang dewasa tersebut.Setelah
melihat,otomatis rasa ingin tahu itu pun akan terus berkembang seperti ingin
mengetahui rasa dan ingin mencoba hal yang baru dia lihat.Oleh karena itu
pengawasan orang tua adalah hal yang sangat penting dalam faktor ini.
Namun semuanya kembali ke diri kita sendiri,
mau menjadi orang yang seperti apa kita? Jauhilah pergaulan bebas dan hal hal
negatif yang berdampak sangat merugikan bagi diri kita sendiri. Kita
harus dapat menempatkan diri sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan
tuntunan agama dan norma hukum yang berlaku agar terhidar dari hal-hal
tersebut. Ingat kita sebagai remaja adalah calon penerus bangsa di masa depan,
oleh karena itu jika kita melakukan hal-hal yang negatif tersebut mau jadi apa
negara kita nanti. Maka mulai sekarang cobalah untuk mendekatkan diri kepada
Tukan YME untuk mempertebal keimanan kita, karena iman adalah dasar yang paling
utama di dalam diri kita sendiri.
2.4
Dampak Pergaulan Bebas
terhadap Remaja
Dampak pergaulan bebas remaja sangat berdampak sekali terhadap
kesehatan mereka. Contohnya:
1.
Terjangkit obat-obatan terlarang.
2.
Terjangkit penyakit Human
Immunodeficiany Virus atau Acquired
Immnune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS).
3.
Seks bebas
4.
Hamil di luar nikah
5.
Aborsi
Apalagi seks bebas yang sangat berdampak terhadap kesehatan remaja
yang dapat menyebabkan remaja-remaja terjangkit penyakit AIDS / HIV bahkan
sampai dapat menyebabkan kehamilan di luar nikah yang akhirnya berakhir pada
tindakan aborsi. Padahal melakukan aborsi itu juga dapat membahayakan nyawa mereka
sendiri.
Selain itu juga mereka bukan hanya berdosa telah melakukan
hubungan seks secara bebas tetapi mereka juga berdosa karena telah membunuh
janin yang ada dalam rahim mereka.
Begitu juga dengan obat-obatan terlarang yang dapat merusak
kesehatan tubuh mereka. Karena apabila telah ketergantungan susah untuk di
hentikan. Dan apabila di konsumsi akan menyebabkan organ-organ tubuh mereka
mengalami kerusakan dan bila sudah sangat parah akan berujung pada kematian.
2.5
Pencegahan Pergaulan
Bebas Remaja
1.
Lebih mendalami nilai-nilai agama, etika, dan moral.
2.
Pengawasan dan perhatian orang tua kepada anaknya harus lebih
diperbaiki lagi.
3.
Pendidikan dan penyuluhan tentang seks.
4.
Jika belum cukup umur diusahakan tidak boleh untuk berpacaran agar
terhindar dari pergaulan bebas.
BAB
III
PENUTUP
4.1
Simpulan
1.
Masa remaja merupakan masa transisi atau masa peralihan dari anak
ke dewasa yang sangat mudah terpengaruh oleh budaya-budaya asing yang masuk ke
lingkungan mereka tinggal.
2.
Pergaulan bebas sangat berdampak negatif terhadap kehidupan anak
remaja.
3.
Lingkungan merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi
pergaulan remaja.
4.
Perhatian dan pengawasan orang tua merupakan hal yang sangat
penting agar anak remaja tidak terjerumus pada pergaulan bebas.
4.2
Saran
1.
Kepada setiap orang tua harus lebih mendidik, memperhatikan, dan
mengawasi anak-anaknya agar tidak terjerumus pada hal-hal negatif.
2.
Bagi semua anak remaja harus lebih pintar lagi dalam memilih
pergaulan dan jangan mudah terpengaruh oleh lingkungan dan teman-teman yang
tidak baik agar tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Syafrudin,
SKM, M.Kes dan Mariam N, SKM. (2010). Sosial
Budaya Dasar. Jakarta: CV. Trans Info Media.
http://lianlubis.wordpress.com/2010/03/18/%E2%80%9Cdampak-pergaulan-bebas-terhadap-remaja/